Musim Dingin 2014

Tidak terasa Maman sudah menginjak winter ke-3 di Pakistan ini. Ternyata diperlukan waktu hingga 2 tahun untuk menghabiskan sebotol vaseline pelembab kulit. Haha… Maman bukan tipe orang yang terlalu memperhatikan kulit sih jadi makenya juga jarang-jarang.

Winter kali ini memiliki cerita. Kisah pilu seorang anak manusia Indonesia yang kedinginan. Yaiyalah winter kedinginan. Tapi berbeda dengan taun sebelumnya, musim dingin kali ini saljunya turun dikit. Mungkin karena saljunya pada pindah ke timur tengah kali ya.

Kemarin Maman bareng temen-temen pelajar Indonesia berencana pergi ke daerah Murree, sebuah tempat yang terletak di timur kota Islamabad yang merupakan kaki pegunungan Himalaya. Murree ini dulunya adalah daerah tujuan wisata orang-orang kolonial Inggris di Lahore ketika musim panas. Sampe saat ini masih banyak peninggalan Inggris disini seperti gereja, beberapa rumah tua dan kereta tua yang kini sudah tidak aktif lagi. Disini juga terdapat sekolah militer.

Kita datang di saat yang tidak tepat. Yang biasanya salju tuh masih tebel sampe maret, ternyata kemaren saljunya dah tinggal dikit. Suhunya sih masih dingin banget tp karena hujan yang minim jadinya saljunya jg minim. Tapi yasudala, kita-kita yang dah lama di Pakistan tidak terlalu mempermasalahkan. Toh taun lalu juga dah main salju. Beberapa anak baru yang baru pertama liat salju tampak tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Puk puk.

Kisah sedih pun bertambah ketika kita tinggal di hotel yang menurut beberapa temen berhantu. Pada malam ketika kita menginap, ada beberapa temen yang merasakan keganjilan, baik itu suara misterius, kawan yang kaya orang ‘ditindih’, kran air yang terbuka sendiri, dan sebagainya. Haha… Tapi semistis-mistisnya di Pakistan, ga bisa ngalahin hawa mistis di Indonesia yang dah kerasa sejak turun di bandara.

Oke mungkin ini saja yang bisa Maman ceritakan, Maman lagi berusaha bangkit untuk semangat nulis lagi.

Leave a comment