Jalan Jalan Hore ke Kota Lahore

Lahore…

Minar-e Pakistan

Minar-e Pakistan

Maman selalu suka dengan kota. Apalagi kota klasik dengan banyak bangunan antik yang menyimpan kejayaan masa lalu. Lahore ni dah kaya ‘Jogja’nya Pakistan lah. Selain sebagai ibukota provinsi Punjab, Lahore pada masa lampau jg menjadi salah satu kota penting untuk Kerajaan Mughal sebelum dikuasai Sikh lalu Inggris.

Jadi kemaren setelah selesai acara di Raiwind, Maman berpisah sama rombongan temen-temen yang langsung balik ke Islamabad. Sengaja soalnya mau jalan-jalan dulu dan nonton Kualifikasi Piala Dunia 2018 antara Pakistan vs Yaman. Berangkat dari Raiwind menggunakan Qingqi, semacam becak motor dengan 6 penumpang. Turun di Thokar Baig dan lanjut menggunakan angkot nomer 105 menuju Regale Chowk ke sebuah dormitory murah khusus backpacker.

Nama penginapannya Regale Internet Inn. Cukup terkenal di kalangan para backpacker internasional. Selain harganya murah, cuma Rs300 (sekitar Rp35.000) per bed per malam, lokasinya juga di tengah kota. Dekat dengan pusat elektronik Hall Road, pusat jajanan Anarkali, Lahore Museum, Punjab University old campus, Secretariat Office, dan Halte Metro Bus (buswayny Lahore). Btw, lokasi penginapannya ni sangat nyempil di samping tukang jahit jas. Jadi kalo pertama kali dateng mungkin agak bingung. Murah, lokasi enak, tapi untuk cewe mgkn agak kurang nyaman karena kamar mandinya gabung n antar bed hanya diberi partisi ala kadarnya.

Pintu masuk penginapan

Pintu masuk penginapan

Penampakan isi penginapan

Penampakan isi penginapan

Kalo biasanya orang Islamabad ke Lahore taunya Badshahi Masjid, Lahore Fort, Jahangir’s Tomb, ato Wagah Boarder, Maman dah bosen. Dah sering semua itu. Makany mumpung Maman lg jalan sendiri, Maman nyobain tempat2 aneh lainnya.

Maman ke stasiun Lahore. Sering sebenerny Maman lewat kalo lagi nganter tamu, tapi naik kereta belum pernah. Makanya Maman mau nyoba balik ke Islamabad pake kereta. Ke stasiun naik rickshaw, nanya2 tiket n jam keberangkatan yang sebenernya dah ada secara online, poto2, dan banyak jumpa para jamaah Tabligh yang mau berangkat ke tempat dawah masing-masing. Kebetulan di deket stasiun ada Masjid Tabligh juga. Feeling mengajak Maman untuk melangkahkan kaki ke Landa Bazar, sebuah pasar barang bekas. Jalan, liat-liat, eh nemu bangunan bagus. Delhi Gate, 1 dari 13 gerbang dari benteng kota Lahore. Masuk ah…

Stasiun Lahore

Stasiun Lahore

Ternyata dari Delhi Gate inilah gerbang awal mulainya paket wisata Shahi Guzargah, napak tilas Raja, yang dikelola departemen pariwisatanya pemerintah Lahore. Di situ ada tourism center dan informasi2nya. Agak ga keliatan soalnya bercampur dengan rumah penduduk. Baca2 brosurnya, liat rutenya yang berujung ke Lahore Fort, Maman pun mulai langkah.

Rute sepanjang sekitar 1,5km Maman tempuh. Rumah-rumah model kuno nampak diperbarui, renovasi d sana-sini, petunjuk jalan dan papan keterangan nampak klop dengan aktifitas warga. Spot pertama adalah Shahi Hamam ato Ruang Mandi Raja. Cuma boleh liat dari luar soalnya dalemnya lagi rekonstruksi. Tapi klo liat d brosur, ntar klo dah jadi bakal keren abis. Lalu ada Wazir Khan Masjid yang memiliki lukisan dinding yang wow. Kecil sih secara ukuran tapi lukisannya lebih bagus daripada di Lahore Fort meski agak kurang terawat.

Wazir Khan Mosque

Wazir Khan Mosque (ini klo pake kamera bagus keliatan warna-warni)

Kalo kalian pernah nonton film Harry Potter pas adegan di Diagon Alley, seperti itulah suasana selama perjalanan. Haveli (paviliun) yang padat dengan ornamen khas Mughal, rumah-rumah yang tinggi sehingga menghambat masuknya sinar matahari, membuat suasana gang menjadi temaram meski cuaca cerah. Para penjual makanan khas Lahore tersebar di pinggir jalan. Kalo misalnya kendaran bermotor ga boleh masuk, mungkin lebih baik lagi.

Sonehri Masjid (sone= emas) dengan kubah emas yang agak kusam, Baoli Bagh (taman para selir raja), Pani Wala Talaab (kolam air) berbaur dengan rumah dan toko masyarakat. Dan akhirnya tidak terasa perjalanan berujung ke Heera Mandi (Pasar Intan) yang terkenal dan sudah ada sejak jaman dulu. Intan disini bukan berarti harfiah, namun artinya wanita. Wanita yang ‘ehem’ gitu maksudnya. Namun karena Maman datengnya siang hari jadi hanya nampak aktifitas toko-toko penjual makanan.

Kemegahan Badshahi Masjid nampak luar biasa dari Heera Mandi yang terletak persis di sampingnya. Namun karena Badshahi ni bukan tujuan Maman, jadi Maman lanjut jalan ke halte busway di Azadi Chowk (Azadi = Kemenangan). Sekedar info, d komplek Badshahi ada Lahore Fort, makam Muhammad Iqbal, makam Raja Ranjit Singh (penguasa Lahore jaman Sikh), Minar-e Pakistan (tempat deklarasi kemerdekaan Pakistan atas Kolonial Inggris). Monggo klo ada yg mau mampir. Semua gratis kecuali Lahore Fort Rs250 buat foreigner.

Dari situ Maman naik Metro Bus ke arah selatan. Kalo ke utara bisa ke Jahangir’s Tomb. Turun di halte secretariat, Maman jalan melewati kantor sekretariat, mahkamah agung, dan Lahore Museum. Dariiii dulu tiap Maman ke museum yang katanya punya koleksi sejarah Pakistan terlengkap mesti tutup dan alhamdulillah ternyata sekarang buka. Buru-buru masuk, pas ke loket tiketnya ternyata harganya Rs400 buat foreigner. Ga mempan juga pake student card. Ya udah dengan langkah gontai ga jadi masuk. Mungkin ntar kapan-kapan pas bawa duit lebih bisa kesana lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. 2 jam lagi menuju niat awal ke Lahore, nonton kualifikasi World Cup. Yaudahlah Maman pulang ke penginapan, rebahan, dan langsung check out. Sebenernya abis nonton masi mau balik ke penginapan lagi tapi ternyata ketua PPMI menyuruh Maman cepet pulang ke Islamabad.

Ke stadion naik metro. Maman sampe sekitar setengah jam sebelum kick-off. Nampak banner promosi acara. Namun anehnya kok sepi2 aja y suasananya. Maman sih positif thinking aja kan orang Pakistan kurang suka sepakbola sampe2 tiketnya aja di gratisin. Baru sampe depan gate muncullah jawabannya. Pertandingan di batalkan oleh AFC dan FIFA terkait keamanan. Hari sebelumnya terjadi serangan bom bunuh diri d 2 gereja yang menewaskan 50an orang. Koplak… Segera Maman buka internet dan googling dan emang bener. Berita tentang pembatalan juga banyak di media Pakistan.

Koplak

Koplak

Lemes…

Haha… Asli lemes banget. Lemes soalnya belum makan n capek bawa carrier. Tanpa pikir panjang cari rickshaw ke terminal tanpa nawar, langsung naik bis pulang ke Islamabad. Hahaha…

Screen Shot 2015-03-20 at 10.52.10

Continue reading

Jord Purana, Motivasi Dakwah dari Selatan Kota Lahore

Tabligh e Markaz…

Para Jamaah sedang mendengarkan ceramah via translator

Para Jamaah sedang mendengarkan ceramah via translator

Kalo temen-temen pernah melihat orang-orang berpakaian gamis putih dan bersorban, berjalan berkelompok, bawa carrier2 besar semacam orang mau camping, transit di masjid2 sambil berdawah mengenai islam dan iman, hampir di pastikan mereka berasal dari Markas Tabligh. Sebuah madrasah yang secara ukuran ga terlalu besar, nyempil di sebuah kelurahan kecil bernama Raiwind, menjadi tempat para pendakwah ini dilatih. Mereka tau bagaimana cara mengajarkan dan mengingatkan orang-orang muslim di seluruh dunia apa itu agama.

Konon, Tabligh e Markaz Raiwind ni mengadaptasi sistem serupa dengan yang ada di Nizamabad India namun lebih sukses secara kuantitas karena lebih banyak memiliki jamaah. Pada hari biasa, tak kurang dari 20.000 orang baik pakistani maupun asing yang belajar disitu. Tidak belajar juga sih sebenerny, lebih tepatnya recharge motivasi untuk berdakwah. Mungkin mereka transit sebentar sekitar seminggu ato sebulanan untuk mendengarkan tips-tips dan motivasi berdawah, habis itu mereka keluar lagi menuju daerah-daerah untuk mengajak orang sholat dan menghidupkan masjid. Kegiatan sederhana namun penuh pengorbanan karena mereka pergi menuju daerah pelosok yang kadang penuh bahaya dengan dana sendiri. ‘Melanjutkan kegiatan Nabi Muhammad’ menjadi alasan mereka untuk terus semangat.

Dah 3 tahun lebih Maman di Pakistan, dah berkali-kali ngunjungin Lahore, tapi akhirnya baru kemarin Maman berkesempatan mendatangai madrasah ini. Dah tahun terakhir (amin) dan mumpung lagi ada Jord Purana, jadi Maman paksakan untuk bisa datang meskipun harus bolos kelas.

Jord artiny kumpul. Purana artinya whole. Jadi klo digabung artinya semacam kumpul besar tahunan para tablighi dari seluruh dunia. Kumpul ni diselenggarakan setahun 2 kali yang dihadiri jamaah dari seluruh dunia. Hampir 200ribu sih katanya kemaren itu. Selain ketemu temen-temen Indonesia yang emang belajar penuh disana, ada juga yg emang datang dari Indonesia sekitar 200an jamaah.

Acara berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 12-16 Maret 2015. Para Jamaah menetap di tenda-tenda terpal diatas tanah lapang yang kalo hari biasa adalah ladang gandum. Jamaah dari negara lain dipisah dari jamaah lokal karena mereka mendapat penghormatan yang lebih. Tendanya lebih besar, makan gratis, lebih bersih, dan ada translator untuk berbagai bahasa karena ceramah menggunakan bahasa urdu.

Sehari-hari kegiatan kita adalah mendengarakan bayan ato ceramah dari ustad madrasah yang topiknya ga jauh dari iman dan akhlak. Topik ini selalu diambil karena meskipun sederhana tapi inilah yang paling mudah diabaikan. Sang ustad berada di ujung jauh, suaranya nyambung ke headphone translator, dan kita jamaah asing tinggal mendengarkan terjemahannya. Ada macem-macem terjemahannya; Arab, Persian, Inggris, Jerman, Turki, Melayu, Thai, Kamboja, Bengal, Kirgiz, Russia, Mandarin, Spanyol, dll. Tapi yang paling banyak pendengarnya biasany yang Arab sama Persian.

Setelah bayan, biasanya orang-orang langsung praktek berdawah ke jamaah lain. Uniknya, mereka praktek ke orang-orang secara acak tanpa memandang mereka paham bahasa apa. Maman pernah didatangin jamaah dari Cina dan Afghan, y udah ngangguk2 aja meski ga ngerti ngomong apa. Denger-denger sih, alasannya ‘meskipun semua telinga tertutup untuk dawah, ada telinga yang tetap setia mendengarkan yaitu telinga sendiri’. Dalem…

Jamaah dari Indonesia sedang praktek berdawah ke rekan2nya

Jamaah dari Indonesia sedang praktek berdawah ke rekan2nya

Komplek jamaah bairoun (asing) emang tertutup. Dikelilingi tembok dan berpagar tinggi. Ini dilakukan untuk menjaga kekhusyukan beribadah dan belajar agama. Agak berbeda dengan komplek jamaah lokal yang lebih longgar dan terbuka. Meski tertutup, fasilitas penunjang didalam komplek cukup lengkap. Kamar mandi banyak dan selalu bersih, money changer, air minum, ruang makan yang luaaass banget, dan toko-toko yang menjual buku dengan berbagai bahasa, makanan bervariasi, dan peralatan lain yang harganya bikin ngelus dada saking murahnya dibanding toko lain.

Begitulah sekelumit pengalaman dan penyesalan. Iya penyesalan, kenapa ga ikut beginian dari dulu. Dan juga Maman mohon maaf atas kualitas poto karena cuma pake hape n dilakukan sembunyi2…

Dosen Vs Maman Jilid 3

Sesuai janji Mimin di Jilid 3 ini ada sesuatu yang ngebuat kita para cewek harus lebih jeli lagi dengan siapa kita akan menghabiskan masa tua. Mimin berusaha menerima perlakuan Mr. O sebelumnya . Akhirnya kita arrange lagi pertemuan berikutnya. Kali ini kita memutuskan untuk nonton Supernova. Pada pertemuan ini Mimin sengaja pengen ngetes gimana Mr. O dalam menilai sesuatu. Mimin memilih nonton film di bioskop karena di tempat ini banyak hal bisa kita perhatikan dari pasangan kita. Misalnya di bioskop otomatis banyak cewek2 berpenampilan menarik jadi bisa kita lihat respon matanya dalam menangkap radar, cara dia memilih film sampe mengomentari film, loyalitas dan banyak lagi. MOga bermanfaat ya girls. Berikut ke- iLpiLan yg terjadi di jilid 3:

  1. Setelah menentukan untuk ke bioskop. Setengah jam kemudian Mimin tiba2 sms Mr. O bilang kalo motor Mimin lagi gag ada. Sebenernya ada sih. Cuman Mimin pengen ngetes ajja gmn responnya. Mimin berharap Mr. O bakal jemput gitu. Taunya nggak. Dia malah ngajak next time nontonnya. Praduga Mimin dia gag mau ribet jemput Mimin soalnya kalo jemput Mimin dulu harus muter dua kali gitu. Jarak rumah Mimin emang jauh banged dari rumah Mr. O, tapi gag jauh jg sih, hahaha. Mimin iyain akhirnya sambil menye2 minta maaf. Setengah jam kemudian Mimin sms lagi Mr. O ngabarin dia kalo di rumah Mimin udah ada motor. Trus akhirnya kita jadi berangkat nonton hari itu juga.
  2. Film dimulai jam 15.00 . Kita janjian jam 14.00 udah di TKP dan gag boleh telat. Biar bisa ngobrol gitu.Tapi Mimin berniat untuk datang telat. Pengen tau ajja gimana respon Mr. O. Ternyata Mr. O datang tepat waktu, tepat jam 14.00 dia sms Mimin. Mimin bales ajja masih macet, padahal Mimin masih leyeh2. Jarak bioskopnya cuma 10 menit dari rumah Mimin. Jadi santai banget.14.15 baru Mimin berangkat. Di jalan juga nyante bingit, sambil nyanyi, sambil ngebayangin nanti bakal liat Junot. Kalo ngeliat bareng ay, may n dep pasti hebot banged deh ya. But, for now Mimin harus ditemani oleh Mr. O. apakah bisa seru ? Sampe di Mall, Mimin acting lari, ngos-ngosan, biar keliatan usahanya. Sampe ketemu Mr. O Mimin minta maaf kalo dah telat, pura2 perhatian kasian doi yg udah nungguin lama. Sssssttttt… Mimin ini punya bakat acting yg luar biasa, Next… Mr. O gag marah cuma wajahnya bete gitu. Hahaha…
  3. “Maaf yaaa Mr. O, Mimin telat, maaf banged !” kata Mimin sambil nunjukin pesona keimutan Mimin. Jawabnya dengan tegar, “Iya gpp, cuma segini doang kok,”. “Kita jadi nonton Supernova? sit dimana?”, tanya Mimin. “hehehe, saya belum beli,” jawabnya. Sambil jalan berpindah dari tempat sebelumnya kami berdiri.MImin tidak menyadari kalo Mimin agak duluan gitu jalannya dari Mr. O. Ketika Mimin menyadari hal itu, Mimin balik badan. Tiba2 dia nyodorin uang 100 ribu. Lagi. “kamu beli tiketnya ya”, kata dia sambil ngarahin ke tangan kanan Mimin. Bad reflect, nerima uangnya. Mimin yakin banged waktu itu pasti wajah Mimin absurd banged. Ekspektasi Mimin kita mau beli bareng. But !!!! Mimin lagi-lagi disuruh beli. Seraya mastiin, “saya yang beli ini?!”. “Iya kamu ajja yg beli!”, jawabnya. Mimin balik badan ke arah loket. berjalan gontai. And you know whatttt ??!!! loketnya antri. Mimin jalan ngehang gitu. ngeliat antrian seperti itu. Antriannya gag begitu panjang, tapi itu tetaplah antri. Didepan Mimin sekitar 7 orang. Eh bukan ! 7 couples. YES, ALL OF THEM COUPLES !!! belakang Mimin juga couples. Mereka cekakak cekikik pegangan tangan. Mimin kan jadi kangen Maman. Mimin ngelirik ke Mr. O, dia sibuk ngeliat ke arah hapenya. INI KLIMAKS ILPILNYA ilpil kayak upil. Mimin harus positive thingking gmn ? pernah gag kalian girls diperlakukan hina seperti ini ? Mimin pernah !!!
  4. Disaat Mr. O mau mulai ngobrol Mimin langsung potong. “kita persiapan ashar yuks, biar kalo azan bisa langsung ashar. Jadi gag ketinggalan film”, kata Mimin. Mr. O menolak. Dia ngajakin asharnya setelah nonton ajja. Deg. Mimin kaget. “kalo gitu terserah ! Mimin mau nya sekarang, kalo Mr. O mau nanti ya silahkan”, jawab Mimin. Tanpa lama nunggu jawaban dari Mr. O, Mimin ngeluyur ke arah mushola. Trus doi ngikut. azan selese Mimin sholat dengan kecepatan standar seperti biasa. kalo masalah sholat Mimin gag mau maen2. Ternyata Mr. O sholatnya cepet bingit guys. buset dah. Padahal Mimin duluan yg sholat.
  5. Sampe didalem, krik krik krik. Untung Junot jadi Mimin berusaha ngelupain siapa yg ada disamping Mimin. Serius deh. Gag seru, ada adegan humor doi gag ketawa, ada adegan romance doi biasa ajja. Raline shah yg cantik begitu gag bikin dia komen apa gitu. Yaudah Mimin rame sendiri. Mimin tanya gmn menurut dia filmnya pun standar bgd jawabannya. Mimin lupa, pokoknya standar banged. Padahal jalan ceritanya tuh kayak filsafat ironi romantik yang perlu didiskusiin isinya. Ada yang tau ironi romantik ? next tulisan Mimin kasih tau.
  6. Lokasi parkir motor kita beda. Kirain Mimin dianterin ke parkiran, taunya kita pisah gitu ajja keluar dr bioskop. Lelaki sejati mah gag perlu ya diomongin ini itu. Lelaki normal mah tau apa yg harus dilakukan untuk nyenengin pasangannya. Lelaki yang pernah punya pacar pun seharusnya hal2 sepele begini gag ada. Mr. O kan ngakunya pernah punya banyak pacar. Tapi yang ini…
  7. Malamnya Mr. O telpon, Mimin nanya, “pak, kenapa saya tadi yg ngantri beli tiket?”. Mau tau jawabannya apa? Dia bilang, “BAGI-BAGI TUGAS!!” . Maksudnya dia, Mr. O udah bayarin Mimin nonton, sebagai gantinya Mimin yang antri panjang buat beli tiketnya.

Setelah kejadian di bioskop itu, Mimin gag mau bales sms dan angkat telpon dr dia. Meski Maman masih polos tapi Maman lebih dewasa drpd dia. Mr. O dan Maman beda umur 5 tahun. Tapi, masalah dewasa secara pemikiran jauh dibanding my Maman. Pernah suatu waktu Maman ngajakin diskusi tentang hak dan kewajiban dr masing2 pasangan. Konsep yg Maman tawarkan lebih mulia dibanding dengan bagi-bagi tugas ala Mr. O. Kapan2 di share deh.

Intinya gini guys. Mimin belajar suatu hal. Cinta (kasih sayang, perhatian, pengetian), harta (uang), tahta (status sosial, keturunan) dan fisik (ketampanan/kecantikan), religi (keimanan dan ketakwaan) semua ini tidak serta merta ada disatu sosok. Karena Tuhan tidak menciptakan sesuatu dgn smpurna makan salah satu dari Cinta, harta, tahta, fisik dan religi harus ada yg kita prioritaskan. Kalian ingin membangun rumah tangga dengan pondasi apa dulu. Cerita Mimin tentang Dosen VS Maman ini seperti harta VS cinta gitu deh. Mimin gag mau mengulangi apa yg dilakukan mama Mimin. Singkat cerita Mama Mimin itu milih ayah Mimin karna Harta, tahta, fisik dan religi. Setelah besar Mimin baru tau kalo Mama Mimin gag dapet cinta. selalu berantem cuma masalah ayah Mimin gag romantis dan curigaan ini  sudah berlangsung dari Mimin kecil. Karena inilah Mimin menjadi sangat pemilih untuk deket dengan siapa. Dan pengalaman bersama Dosen Mimin ini pun mempertegas kalo harta, tahta, religi, fisik tanpa dibarengin dengan cinta seperti hidup dengan singa. Enak dipeluk tapi pas dipeluk balik yang kerasa cuma cakarnya. Mimin berani memilih jalan yang beda dr Mama Mimin. MImin tau resikonya. Tapi Mimin sudah terlatih untuk itu semua. Mimin mau menemani Maman dari bawah. membangun dari pondasi yang benar2 lemah dan abstrak (krn masih LDR), kemudian diadoni dengan religi agar yang abstrak tadi perlahan bisa bersentuhan membentuk materi baru yang kuat dan kokoh. Bersama dan bekerjasama untuk menyiapkan bahan terbaik untuk pondasi harta agar terbentuk tahta yg abadi. Untuk fisik kami akan menua bersama dengan atap yang teduh dan mendamaikan. Kira-kira begitulah pola pemikiran Mimin tentang membangun rumah tangga. Mohon dikoreksi kalau salah. Terakhir ketemu Mr. O dengan bangga ia menyatakan kalo dia dah move on dari Mimin dan dapet pengganti yang baru. Dan pernah bilang kalo pas pedekate sama Mimin buat jaga2 dia juga pedekatein yg lain. Hahahaha… Dia pikir dia player yang bisa nyogok Mimin dengan status dosen dan kekayaan nya. Hahahaha Dia gag tau kalo lagi maen sama pelatihnya player. Dia pedekate sama cewek lain. MImin pacaran ama Maman, lebih experts mana coba ? “hahaha saya kan player Min,” kata Mr. O. “lho bapak player? Saya pelatihnya.” kata Mimin. “Mei nanti saya ngerayai 3rd annivesary saya”, kata Mimin dengan bangga sambil nunjukin foto Maman. (pengennya gitu) hahahaha Apa Mimin terlalu pede ya kalo bakal jadian sama Maman ?

Dosen Vs Maman Jilid 2

Ada yang nanya permasalahan kmarin dah selese belum?

Syukur sekali udah kok. Makasih buat dukungannya.

Mimin ada cerita lanjutan dari kisah kemarin –> klik ini .

Udah nyimak cerita sebelumnya ? Kali ini lebih seru. Mimin sudah ngelupain masa-masa itu. Mimin udah maafin salahnya si Dosen (setelah ini Mimin pake Istilah Mr. O). Perlakuannya ke Mimin udah bener2 Mimin maafin. Ehhh, taunya doi cari perkara. Mimin dan Mr. O dah sepakat untuk tetap profesional di kampus dan tidak menceritakan kejadian lamar melamar ke pihak manapun yang sama2 kami kenal. Ternyata dia ingkar. Tau gag gaes, Mr. O cerita ke temennya yg Mimin juga kenal (dosen juga). O Em Ji. Mimin ngerasa dihianati berulang kali.

Mr. O though that he is a great player, but he didn’t know that i was a coach. Hahaha

Mau tau kejadiannya yg bikin iLpiL ? Sini Mimin ceritain ttg Mr. O. Buat pelajaran bagi pembaca sekalian biar gag tergoda dengan materi.

Ketika Mr. O bertandang ke rumah Mimin, doi di interview oleh Ayah Mimin. Di tanya satu kata dijawab 1000 kata. Ayah Mimin, orangnya pendiam, setia, alim berbeda jauh dengan Mr. O yg talkactive. Mimin cuma ngedengerin interviewnya.
Setelah Mr. O pulang, Mimin Ayah Mimin bilang, “Keputusan tetap di kamu, karena pada akhirnya kamu yang ngejalanin biduk rumah tangga.”.
“iya Ayah.”, jawab Mimin.
“Mama, jangan memaksa lagi ! Mimin sudah besar, sudah cukup banyak melihat banyak lelaki. Dia sudah bisa memilih dengan lelaki mana yang baik. Tugas kita cuma memberi gambaran.” kata Ayah Mimin sambil natap mata Mama Mimin.Berpangling lagi ke MImin, “Coba jalan-jalan keluar dulu sama Mr. O kemana gitu!! Kalo pas kamu keluar sama Mr. O dan merasa cocok ya silahkan dilanjut, tapi kalo ada yg gag cocok jangan terpaksa nerima hanya untuk ngebahagiain kami. Ayah Mama bahagia kalo kamu bahagia.”

wussssssss…. berasa angin segar berhembus kedalam relung hati.
“kok Ayah bisa berubah keputusan gini ya? Mama juga lebih tenang dan tumben gag ngebantah Ayah?”, kata Mimin dalam hati kemudian.

Akhirnya Mimin keluar dgn Mr. O ke rumah sakit. Mr. O harus melakukan operasi kecil dibibirnya karena kena bakteri. Karena sudah dapat ijin boleh nemenin Mr. O berangkatlah Mimin. Tuhan segala pembuat rencana terbaik. Dokternya telat. Jadi MImin punya kesempatan untuk ngobrol dan mencari keklikkan diantara kami. Mr. O banyak sekali yg diceritakan tanpa diminta. Mimin gag punya kesempatan untuk cerita. Mr. O menceritakan latar belakang keluarganya yg luar biasa. Jujur Mimin takjub dan kagum. Terlintas di benak Mimin kalo Mr. O boleh juga sih. Detik demi detik terlewati, kesempatan Mimin cerita tak kunjung datang dan Mr. O gag nanya juga tentang Mimin.

Menunggu Dokter yg luama, akhirnya kita makan siang dulu.

Setelah pesan ini itu, makan sambil ngobrol. sampailah waktu kami kembali ke ruang tunggu rumah sakit. Ketika waktu membayar, Mr. O nyodorin uang ke Mimin.
Mimin terkejut, “uang apa ini ?” kata MImin spontan.
“Buat bayar.” kata Mr. O. “Bayar dah sana!”
“Oh, iya pak.” kata Mimin sambil ngeblank.
Sepanjang jalan ke kasir Mimin mikir keras. kok Mimin sih yang bayar? kok Mr. O nyodorin uangnya? kok bukan Mr. O yang bayar ke kasir? Emangnya Mimin jalan sama atasan Mimin (Mimin pernah admin di jurusan Mimin dan Mr. O atasan MImin) ? Kok gag ada bedanya Mimin dulu pas masih kerja dan sekarang jalan sama calon suami ? Mimin lagi jalan ama bos atau ama calon suami?

Pertanyaan itu terusssss saja berputar sepanjang hari itu. Jujur Mimin gag pernah diperlakukan demikian oleh lelaki2 yg pedekatein Mimin. Mimin selalu diistimewaan oleh lelaki. Ini bener2 pertama kali Mimin ngerasa murahan banget. Kalo Mr. O beneran pengen Mimin jadi istrinya harusnya bukan nyodorin uang dong yaaa, tapi nyodorin DOMPET !! Salahkah imajinasi Mimin ini? bukan masalah dompetnya sebenernya yg Mimin permasalahin. Tapi masalah mannernya, adab, sopan santun. Kayaknya tadi2 pernah cerita kalo Mr. O punya banyak mantan, tapi kok gini ya. Disitulah muncul ketidakcocokkan yg luar biasa. Asumsi Mimin kalo dia udah pernah pacaran sebelumnya, masa gag bisa memperlakukan cewek yang lagi dipedekatein ? iya gag sih ? cowok normal kayaknya akan berusaha keras agar dia yang pergi ke kasir. Melayani si cewek seperti princess.

Mimin berusahaaaa keras untuk mengabaikan pemikiran2 tadi dan mengubah jadi pemikiran positif. Mungkin Mr. O lagi sakit jadi gag bisa bayar ke kasir, atau dia mau ngajarin MImin megang uang dia, atau dia percaya ke Mimin dan sejenisnya.

Sampe di rumah Mimin diinterogasi oleh Mama Mimin. MImin cerita apa yang diceritakan Mr. O. Semakin menggebu2lah Mama Mimin dengan latar belakang keluarga Mr. O biar Mimin mau menerima pinangannya. Melihat antusia dan bahagianya mama Mimin, Mimin jadi mengurungkan niat untuk cerita bagian Mimin yang disuruh bayar ke kasir. Salah sih. Tapi Mimin paling gag bisa ngerusak kebahagiaan orang lain, apalagi kalo itu Mama. Semoga kalian setuju dengan tindakan MImin ini yaaa…

Mau tau kelanjutannya???? simak cerita berikutnya.

Lueeebihhhh seru !!! Mimin janji ditulisan berikutnya akan Mimin paparkan hal yang lebih iLPiL buat cewek, dan Mimin akan membuat kalian setuju kalo Harta tidak selalu menjadi menarik jika tidak dibarengi dengan attidude yang baik. Simak terus yaaaa